27 Juli 2010

Breeding, mungkin kata yang tidak asing bagi kita semua, khususnya merpati mania yang bergelut dengan ternakan. Masalahnya memang tidak semua orang bisa memastikan hasil apa yang akan dicapainya dengan melakukan breeding, karena hal tersebut berkaitan dengan misteri dari makhluk hidup ciptaan Tuhan. Namun demikian, suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan mengandalkan dasar-dasar ilmu pengetahuan yang baik, serta didukung oleh pengalaman serta praktek dari peneliti dan praktisi sebelumnya, maka diharapkan breeding bukan lagi suatu misteri, akan tetapi suatu prediksi yang bisa dipelajari. Sebuah tantangan juga peluang bagi mereka yang mau mencobanya.

Breeding merpati banyak diteliti di wilayah Eropa khususnya pada merpati pos. Salah satu teori yang cukup dikenal adalah Population Genetics Theory. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Prof. Alfons Anker sebagai modifikasi hukum genetik yang dirumuskan oleh Gregor Mendel. Menurut Prof. Anker, Hukum Mendel tidak cocok untuk diterapkan pada hewan yang tujuannya untuk lomba (bukan untuk produksi). Lalu Prof. Anker mengembangkan teori yang dikenal dengan population genetics ini. Adapun prinsip-prinsip dasar teori Prof. Alfons Anker yaitu :

  1. In-breeding adalah bukan suatu hitungan matematika, tapi seperti memainkan alat musik. Kalau alat musik dimainkan oleh orang yang mahir, maka suara yang keluar tentu lebih merdu dibandingkan kalau dimainkan oleh orang yg tidak menguasai alat itu. Maksudnya kira-kira, agar kita mahir menerapkan sistem in-breeding, kita perlu tekun mempelajari, mengobservasi, dan menganalisa hasil dari sistem in-breeding itu sendiri.
  2. In-breeding akan memberikan dampak terbaik kalau diterapkan pada burung dengan kualifikasi super breeder. Tetapi kalau diterapkan pada burung dengan kualifikasi super-racer, hasilnya tidak memuaskan karena dalam burung berkualifikasi super racer terlalu banyak memiliki sifat-sifat yang tidak diturunkan kepada anaknya seperti vitalitas, kondisi fisik dan lainnya. (lihat artikel Steven van Breemen dalam Grup I)
  3. Breeding dalam satu keluarga tidak sama dengan in-breeding (catatan: breeding dalam satu keluarga biasa disebut juga dengan istilah line-breeding). Hasil inbreeding selalu ditandai dengan ciri-ciri kehilangan vitalitas (burung hasil in-breeding menunjukkan gejala penurunan vitalitas). Prof. Anker bahkan menegaskan bahwa semakin besar hilangnya vitalitas pada burung hasil in-breeding berarti effek dari in-breeding itu lebih bagus.
  4. Burung hasil in-breeding tidak cocok untuk lomba, tapi hanya cocok untuk menjadi indukan (super breeder).
  5. Vitalitas yang hilang itu akan didapatkan kembali apabila hasil in-breeding dipertemukan dengan burung lain melalui cross-breeding. (Sebaiknya burung yang untuk cross-breeding juga hasil in-breeding, tapi dari indukan yang sama sekali berbeda dengan burung pertama).
  6. Inbreeding dimaksudkan untuk membangun sifat-sifat yang akan selalu diturunkan kepada turunannya (offspring), sedangkan cross-breeding untuk menambah sifat-sifat/ karakter yang sudah ada seperti menambah vitalitas dan kekuatan.
  7. Dengan in-breeding kita bisa memperbaiki kualitas yang jelek.
  8. In-breeding adalah pengurangan variasi atau keragaman. Semakin banyak dan sering suatu darah tertentu (strain) dilakukan in-breeding maka turunannya akan mirip satu sama lain.

ANAKAN HASIL BREEDING

ANAKAN HASIL BREEDING
Proses belajar kami tentang breeding sudah mulai menghasilkan, di bawah ini adalah semua anakan yang telah mulai dilatih. Bersamaan dengan itu, kami terus berupaya untuk menghasilkan produk anakan terbaik melalui pemanfaatan berbagai teknik breeding dan tukar pengalaman dengan para senior. Seleksi yang dilakukan sangat ketat untuk menghasilkan kualitas yang diinginkan. Kami tidak menutup kemungkinan, apabila pengunjung BLOG ini ada yang berminat untuk merawat hasil olah breeding kami, silahkan menghubungi kami melalui e-mail di: blantongliplap@yahoo.com. Hal ini bukan karena kami merasa memiliki kelebihan, akan tetapi semata-mata untuk menjadi bagian dari metoda evaluasi terhadap anakan yang sudah dihasilkan. Semakin cepat menemukan kekurangan, dan memunculkan keunggulan merupakan kepuasan kami yang tak ternilai.